SEJARAH SINGKAT PERSATUAN TENIS LAPANGAN SELURUH INDONESIA
Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI) merupakan organisasi pengatur olahraga tenis di Indonesia. PELTI adalah wadah yang memiliki peran promosi, menyediakan pendanaan untuk pengembangan pemain, mengatur turnamen profesional dan junior, dan mengelola tim tenis Indonesia.
Tenis adalah salah satu olahraga yang cukup populer di Indonesia, dan termasuk cabang olahraga yang sering dipertandingkan untuk olimpiade.
Baca juga : Sejarah Singkat Dibentuknya Organisasi Tenis Lapangan
Awal dilaksanakannya pertandingan tenis di indonesia yaitu tercatat pada 26 Desember 1935 di Semarang, yang juga sekaligus menjadi tahun dicetuskannya pembentukan Persatuan Lawn Tennis Indonesia (PELTI).
Sejarah Singkat Persatuan Tenis Lapangan Seluruh Indonesia
Gagasan pendirian PELTI dicetuskan oleh Mr. Budiyanto Martoatmodjo yang berasal dari tokoh tenis Jember.
Pada saat itu, meskipun pendirian PELTI dibayang-bayangi oleh kolonial tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan semangat dan membuat gentar para pemuda Indonesia dalam mengembangkan PELTI. Hal ini terbukti di Semarang, para simpatisan yang mendukung tidaklah sedikit seperti Dr. Buntaran Martoatmodjo (yang kemudian, sejak 1935, menjadi ketua PELTI lima tahun berturut-turut), Dr. Rasjid, Dr. Mokhtar, Dr. Sardjito, R.M. Soeprapto, Nitiprodjo, dan beberapa lainnya. Dari Para tokoh berbagai kota Iainnya, dukungan diwakili oleh: Mr. Budhiyarto Martoatmodjo (Jember), R.M. Wazar (Bandung), Djajamihardja (Jakarta), Mr. Susanto Tirtoprojo (Surabaya), Mr. Soedja (Purwokerto), Berta Mr. Oesman Sastroamidjojo ahli olah raga tennis yang namanya terkenal di Eropa.
Tujuan utama dibentuknya PELTI yaitu untuk memajukan permainan tenis oleh bangsa sendiri, dan sebagai sarana mempererat silaturahmi para pecinta tenis di seluruh tanah air.
PELTI pun bertugas untuk melakukan sosialisasi menyebarluaskan peraturan permainan, memberi keterangan dan bantuan dalam pembuatan lapangan tennis. Juga mengadakan dan mengatur serta menyumbang bagi terlaksananya pertandingan, di samping berusaha memasyarakatkan permainan tennis itu sendiri.
Tahun 1948, berlangsung Pekan Olah Raga Nasional (PON) yang pertama, di Solo. Tenis termasuk cabang olahraga yang dipertandingkan. Meski pada PON ke-1 ini tidak menghadirkan sejumlah pemain tenis kawakan, tapi peristiwa tersebut merupakan titik tolak bangkitnya rasa kebersamaan dan persatuan, khususnya di kalangan olahragawan, termasuk di antara para petenis.
Pertandingan tenis PON ke-1 menampilkan Toto Soetarjo dan Nyonya Soedomo sebagai juara tunggal putra dan putri. Sedang ganda putra dan campuran masing-masing direbut oleh pasangan Soejono Toto Soetarjo dan Mapaliey/Nyonya Soedomo.
Referensi : diambil dari berbagai sumber.