Kaos Polo Shirt: Sejarah Awal Mula Istilah Polo Shirt untuk Kaos Kerah

kaos polo shirt: sejarah awal mula istilah polo shirt untuk kaos kerah

Kaos Polo Shirt

Kata kaos polo shirt dimulai ketika para pemain olahraga polo sebuah olahraga permainan beregu mirip sepak bola, dimana satu tim beregu menggunakan kuda sebagai kendaraan dan membawa palu bergagang panjang yang digunakan untuk memukul bola putih kecil dan mencetak gol ke gawang lawan.

Kala itu para pemain olahraga polo ini menggunakan kemeja yang memiliki bagian lengan panjang serta kancing kerah, serta terbuat dari bahan yang bernama Oxford-cloth. Ciri khas kemeja berkerah ini lah kemudian yang menjadi ciri khas kaos polo, apalagi setelah salah satu pedagang kelontong dan seorang pemain polo asal Argentina memproduksi pakaian jenis kaos kerah ini dengan membordir logo pemain polo di bagian dada disetiap kaos kerah tersebut.

Setelah itu ada Ralph Lauren yang juga produksi kaos kerah ini dan juga menambahkan logo pemain polo pada pakaian kaos kerah yang ia produksi, dari situlah istilah kaos polo atau kaos polo shirt kemudian tersebar luas dan menjadi ciri utama hasil produksi kaos berkerah / kaos polo shirt.

Selain dari olahraga polo kaos kerah ini juga menjadi trend di dunia olahraga tenis, sekitar abad sembilan belas dan awal-awal abad duapuluh, pakaian olahraga tenis tidaklah terlalu nyaman, baju lengan panjang yang digulung, terdapat kancing, lalu celanan flanel serta dasi.

Pakaian yang diberinama “tennis whites” memberikan kesulitan gerak tersendiri juga memberikan ketidaknyamanan bagi para atlit pemakai pakain ini. Lalu seorang juara Grand Slam (salah satu kejuaran tenis bergengsi Inggris) memberikan sebuah pencerahan atas pakaian tenis dan membawa fashion sport ke babak selanjutnya. Orang itu bernama Rene Lacoste, juara tujuh kali Grand Slam. Dia merancang sebuah pakaian yang lebih nyaman dan lebih menyenangkan untuk dipakai dalam olahraga tenis.

Jenis kaos kerah ini diberi nama istilah pique, pakaian ini berwarna putih, lengan pendek, kancing, kantung kecil serta kerah yang agak panjang (semacam kerah baju khas 80-an) dan bahan yang nyaman serta tidak kaku, dan sejeni karet di ujung lengan yang membuatnya tidak mudah tergulung, sehingga tidak menyulitkan dalam bergerak.

Lacoste menggunakan hasil produksi kaos kerah nya pada tahun 1926 di kejuaran US Open, dan untuk identitas pakaian ini pada tahun 1927 dan seterusnya Lacoste menambahkan logo buaya kecil di bagian dada kiri pakaiannya, karena ia dikenal sebagai alligator. Kala itu kaos polo shirt belum diproduksi massal, namun sejak tahun 1933, Lacoste yang telah pensiun dari tenis profesional, bekerjasama dengan rekannya mulai memasarkan pakaian dengan merek Lacoste ke masyarakat luas, tentu dengan identitas khas logo buaya dibagian kiri kaos kerahnya.

Selain nama diatas ada satu lagi nama pemain tenis serta pendiri merek produksi kaos polo shirt / kaos kerah yang terkenal, terutama di dunia fashion dan ikut andil dalam membuat kaos kerah menjadi trend di dunia fashon, ia adalah Fred Perry, salah seorang pemain tenis yang disebut sebagai salah satu dari enam pemain tenis terbesar sepanjang sejarah. Selain itu Perry juga seorang pemain tenis meja dan penemu sweatband.

Dengan kesuksesannya sebagai pemain tenis, Perry pada tahun 1940 didekati oleh seorang pemain football Australia bernama Tibby Wegner, mereka kemudiaan mulai produksi kaos kerah / kaos polo shirt dengan ciri yang sama seperti yang telah dijelaskan diatas dan menjadi sebuah pakaian olahraga yang sangat sukses. Kini merek Fred Perry dimiliki oleh perusahaan Jepang dan telah menjadi salah satu ikon fashion untuk baju kaos polo shirt / kaos kerah.

Sumber: Various Sources

TOWA Wear Industries

081320900412 / 022-93830424

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Towa Chat Order
Send via WhatsApp